Rempah-rempah Indonesia Diperkenalkan Dalam Ethnic Food Europe 2015
A
A
A
AMSTERDAM - Indonesia turut berpartisipasi dalam Ethnic Food Europe 2015 Trade Show acara ini berlangsung pada 12-15 Januari di Amsterdam RAI Exhibition and Convention Centre, Belanda.
Kegiatan yang merupakan hasil kerjasama Kementerian Perdagangan RI dengan Kedutaan Besar Indonesia untuk Belanda ini adalah kegiatan pertama dimana Indonesia turur berpartisipasi dalam pameran kuliner terkemuka di Eropa.
Dikutip dari Indonesia travel, Indonesia menjadi negara pertama di kawasan Asia dan Afrika yang berhasil ikut serta dalam ajang perdagangan industri tingkat internasional tersebut.
Acara yang diadakan setiap tahun ini menghadirkan beberapa negara yang memamerkan hasil bumi,
produk makanan jadi, bumbu dan rempah-rempah lokal. Indonesia pada Ethnic Food Europe 2015 Trade Show menempati booth bernama Paviliun Indonesia. Dengan ruang seluas 60 meter persegi, Indonesia membuktikan kekayaan rempah yang begitu beragam.
Dalam acara ini pengunjung dapat melihat merica butiran, biji pala hingga kayu manis. Paviliun
Indonesia turut memperkenalkan makanan khas Indonesia kepada 14 ribu pengunjung yang hadir setiap harinya. Pengunjung bisa menemukan produk makanan organik dan rempah etnik dari Kampung Kearifan (Javara) serta bumbu olahan produk dalam negeri.
Aneka rendang telur, suwir, teri, belut dan paru, di bawa ke Belanda demi memuaskan rasa keingintahuan masyarakat luar negeri akan makanan tradisional Indonesia.
Selain itu, deretan chef profesional Indonesia yang tinggal di Belanda, seperti chef Eduard Roesdi (chef owner Iboe Tjilik, Belanda), Didi Han (Senior Chef), serta Gentur Respati (Ambassador of Indonesia Chef Association - ICA-Belanda) dan Agus Hermawan (Executive chef Restaurant Blauw) berkesempatan memberikan demo masak.
Ethnic Food Eropa dikenal sebagai kiblat pameran pangan, sekaligus tempat berkumpulnya ragam pangan dari berbagai negara. Tidak hanya itu, Ethnic Food Eropa juga menjadi tempat bertemunya
penjual dan pembeli, sekaligus pintu masuk perdagangan antar negara dari berbagai belahan dunia.
Dengan demikian, ajang ini membantu perkembangan industri makanan dan minuman masing-masing negara.
Kegiatan yang merupakan hasil kerjasama Kementerian Perdagangan RI dengan Kedutaan Besar Indonesia untuk Belanda ini adalah kegiatan pertama dimana Indonesia turur berpartisipasi dalam pameran kuliner terkemuka di Eropa.
Dikutip dari Indonesia travel, Indonesia menjadi negara pertama di kawasan Asia dan Afrika yang berhasil ikut serta dalam ajang perdagangan industri tingkat internasional tersebut.
Acara yang diadakan setiap tahun ini menghadirkan beberapa negara yang memamerkan hasil bumi,
produk makanan jadi, bumbu dan rempah-rempah lokal. Indonesia pada Ethnic Food Europe 2015 Trade Show menempati booth bernama Paviliun Indonesia. Dengan ruang seluas 60 meter persegi, Indonesia membuktikan kekayaan rempah yang begitu beragam.
Dalam acara ini pengunjung dapat melihat merica butiran, biji pala hingga kayu manis. Paviliun
Indonesia turut memperkenalkan makanan khas Indonesia kepada 14 ribu pengunjung yang hadir setiap harinya. Pengunjung bisa menemukan produk makanan organik dan rempah etnik dari Kampung Kearifan (Javara) serta bumbu olahan produk dalam negeri.
Aneka rendang telur, suwir, teri, belut dan paru, di bawa ke Belanda demi memuaskan rasa keingintahuan masyarakat luar negeri akan makanan tradisional Indonesia.
Selain itu, deretan chef profesional Indonesia yang tinggal di Belanda, seperti chef Eduard Roesdi (chef owner Iboe Tjilik, Belanda), Didi Han (Senior Chef), serta Gentur Respati (Ambassador of Indonesia Chef Association - ICA-Belanda) dan Agus Hermawan (Executive chef Restaurant Blauw) berkesempatan memberikan demo masak.
Ethnic Food Eropa dikenal sebagai kiblat pameran pangan, sekaligus tempat berkumpulnya ragam pangan dari berbagai negara. Tidak hanya itu, Ethnic Food Eropa juga menjadi tempat bertemunya
penjual dan pembeli, sekaligus pintu masuk perdagangan antar negara dari berbagai belahan dunia.
Dengan demikian, ajang ini membantu perkembangan industri makanan dan minuman masing-masing negara.
(nfl)